Jumat, 15 Desember 2017

Pemasaran Politik Daerah

Nama: Sena Maulana
NIM: 6670150067
UAS Pemasaran Politik

Indonesia merupakan negara demokrasi, sehingga pada setiap kegiatannya bisa jadi mengandung unsur politik baik yang bersimbol ataupun tidak. Bagi masyarakat yang tidak mempelajari terkait ilmu politik, pemasaran politik merupakan hal yang bisa membantu masyarakat awam akan kegiata-kegiatan politik. Persoalan yang dihadapi dalam pemilukada saat ini adalah kurangnya partisipasi politik masyarakat, yang diakibatkan oleh hilangnya kepercayaan terhadap partai politik dan elit politik. Guna mengefektifkan strategi pendekatan kepada pemilih di pemilukada, maka seorang kontestan dituntut harus mampu memasarkan dirinya ditengah-tengah masyarakat sesuai dengan kemajuan zaman dan kondisi di daerah pemilihan. Saya mengambil contoh misalnya saja pada saat pilgub Banten kemarin, bagimana pada saat itu Rano yang sebetulnya bukan orang asli Banten memberanikan diri mencalonkan sebagai pilgub, background asal lahirnya seorang pemimpin saja dapat mempengaruhi suara dukungan. Maka dari itu masyarakat perlu diedukasi agar masyarakat tidak salah pilih. Kurangnya sosialisasi ini juga menjadikan masyarakat seperti biasa-biasa saja terhadap pilgub.
            Pemasaran politik di daerah masih sering dihiasi dengan arak-arakan dijalan protocol, bukan dengan blusukan melihat daerah terpencil yang masih kurang akan pembangunan. Sebetulnya pemasaran politik di daerah ini juga sudah betul dengan cara marketing digital karena pada umumnya masyarakat sekarang sudah “melek teknologi”. Hanya saja, tidak 100% masyarakat sudah mengakses media sosial. Maka calon pemimpin ini seharunya bisa turun juga ke daerah yang tujuannya lebih dalam lagi untuk meyakinkan masyarakat di kelas bawah. Celaka nya, alih-alih melakukan pemasaran politik dengan mengadu visi misi justru paslon ini malah melakukan money politik guna mencari dukungan di kalangan bawah yang kurang paham akan politik. Budaya inilah yang harus dihilangkan guna menciptakan politik yang bersih akan money politik. Untuk faktor client juga masih cukup berpengaruh di pemilihan tingkat local karena kebiasaan masyarakat yang meminta restu untuk menjadi pemimpin dan masyarakat yang memiliki kepercayaan kepada parton client.
            Masyarakat Indonesia sebetulnya sudah dewasa akan berpolitik. Sudah seharusnya mulai saat ini strategi pemasaran politik diperbaiki agar masyarakat tidak lagi dengan mudahnya di iming-imingi oleh money politik. Dengan money politik nantinya paslon bukan lagi mengejar target untuk visi misi tapi paslon mengejar target untuk mengembalikan modal kampanye. Pemasaran politik harus maksimal contohnya dengan cara mengedukasi masyarakat akan pentingnya berpartisipasi dalam politik dan menyampaikan visi misi dengan baik, bukan dengan mengumbar janji-janji palsu.

            Di era digital kini sudah seharusnya media massa dan media sosial dimanfaatkan dengan baik guna melakukan pemasaran politik yang bersih dengan cara mengadu visi misi, bukan dengan saling menjatuhkan satu sama lain dan menyebarkan ujaran kebencian. Media massa dan media sosial juga bisa menjadi ajang mencari suara di kalangan kaum muda. Maka dari itu media massa dan media sosial merupakan strategi pemasaran yang murah dan cepat guna mencapai masyarakat luas.a

Selasa, 07 November 2017

Kupu-Kupu

Hallo guys, nama saya Sena Maulana. umur saya 20 tahun dan saya saat ini kuliah di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa fakulatas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. di fakultas fisip ini saya mengikuti UKM futsal fisip untirta (FFU). banyak sebetulnya teman-teman saya yang mengajak saya masuk ke dalam macam jenis organisasi. namun sejujurnya, saya tipe orang paling malas untuk disuruh rapat-rapat dan kumpul apalah itu artinya. nah, dalam futsal fisip ini saya bisa menemukan organisasi yang betul-betul cocok sama keseharian saya yang suka olahraga. saya sendiri sebetulnya belum paham membedakan antara hobi dengan passion. yang jelas dalam mengikuti kegiatan bersama futsal fisip, saya merasa enjoy. futsal fisip menurut saya merupakan organisasi yang menarik, di dalam organisasi ini saya diajarkan bagaimana arti sebuah kekeluargaan yang begitu erat. macam-macam sifat dari anggota FFU menjadikannya semakin menarik, mulai dari yang lucu, serius, galak dan nyeleneh semuanya tergabung. sampai saat ini saya masih tergabung dalam ke anggotaan futsal fisip. entah mengapa tak pernah bosan mengikuti setiap sesi latihan yang diadakan. apa mungkin saya di santet? bisa jadi ya. namun yang jelas, FFU inilah satu-satunya organisasi yang berhasil membujuk hati saya untuk mengikuti sebuah organisasi. saya percaya bahwa belajar berorganisasi tidak harus setiap hari rapat, setiap hari mengadakan kegiatan atau apalah itu acaranya macem-macem. dengan ikut FFU saya tidak perlu banyak rapat ini itu, tidak perlu mengadakan ini itu. intinya kita sebuah organisasi yang fun, ujung-ujungnya saya tetap jadi kupu-kupu (kuliah, pulang) sih. ya mau apalagi? ga mungkin juga kan anak futsal harus banyak rapat. paling rapatnya kalo mau turnamen aja. ya inilah dunia saya. tak pandai berorganisasi tapi saya tetap harus pandai bersosialisasi dengan banyak orang. jadi ya inilah tempat saya bersosialisasi dan tempat saya melepas penat.