Nama: Sena Maulana
NIM: 6670150067
UAS Pemasaran Politik
Indonesia merupakan negara demokrasi, sehingga
pada setiap kegiatannya bisa jadi mengandung unsur politik baik yang bersimbol
ataupun tidak. Bagi masyarakat yang tidak mempelajari terkait ilmu politik,
pemasaran politik merupakan hal yang bisa membantu masyarakat awam akan
kegiata-kegiatan politik. Persoalan yang dihadapi dalam pemilukada saat ini
adalah kurangnya partisipasi politik masyarakat, yang diakibatkan oleh
hilangnya kepercayaan terhadap partai politik dan elit politik. Guna
mengefektifkan strategi pendekatan kepada pemilih di pemilukada, maka seorang
kontestan dituntut harus mampu memasarkan dirinya ditengah-tengah masyarakat
sesuai dengan kemajuan zaman dan kondisi di daerah pemilihan. Saya mengambil
contoh misalnya saja pada saat pilgub Banten kemarin, bagimana pada saat itu
Rano yang sebetulnya bukan orang asli Banten memberanikan diri mencalonkan
sebagai pilgub, background asal lahirnya seorang pemimpin saja dapat
mempengaruhi suara dukungan. Maka dari itu masyarakat perlu diedukasi agar
masyarakat tidak salah pilih. Kurangnya sosialisasi ini juga menjadikan
masyarakat seperti biasa-biasa saja terhadap pilgub.
Pemasaran
politik di daerah masih sering dihiasi dengan arak-arakan dijalan protocol,
bukan dengan blusukan melihat daerah terpencil yang masih kurang akan
pembangunan. Sebetulnya pemasaran politik di daerah ini juga sudah betul dengan
cara marketing digital karena pada umumnya masyarakat sekarang sudah “melek
teknologi”. Hanya saja, tidak 100% masyarakat sudah mengakses media sosial. Maka
calon pemimpin ini seharunya bisa turun juga ke daerah yang tujuannya lebih
dalam lagi untuk meyakinkan masyarakat di kelas bawah. Celaka nya, alih-alih
melakukan pemasaran politik dengan mengadu visi misi justru paslon ini malah melakukan
money politik guna mencari dukungan di kalangan bawah yang kurang paham akan
politik. Budaya inilah yang harus dihilangkan guna menciptakan politik yang
bersih akan money politik. Untuk faktor client juga masih cukup berpengaruh di
pemilihan tingkat local karena kebiasaan masyarakat yang meminta restu untuk
menjadi pemimpin dan masyarakat yang memiliki kepercayaan kepada parton client.
Masyarakat
Indonesia sebetulnya sudah dewasa akan berpolitik. Sudah seharusnya mulai saat
ini strategi pemasaran politik diperbaiki agar masyarakat tidak lagi dengan
mudahnya di iming-imingi oleh money politik. Dengan money politik nantinya
paslon bukan lagi mengejar target untuk visi misi tapi paslon mengejar target
untuk mengembalikan modal kampanye. Pemasaran politik harus maksimal contohnya
dengan cara mengedukasi masyarakat akan pentingnya berpartisipasi dalam politik
dan menyampaikan visi misi dengan baik, bukan dengan mengumbar janji-janji
palsu.
Di
era digital kini sudah seharusnya media massa dan media sosial dimanfaatkan
dengan baik guna melakukan pemasaran politik yang bersih dengan cara mengadu
visi misi, bukan dengan saling menjatuhkan satu sama lain dan menyebarkan
ujaran kebencian. Media massa dan media sosial juga bisa menjadi ajang mencari
suara di kalangan kaum muda. Maka dari itu media massa dan media sosial
merupakan strategi pemasaran yang murah dan cepat guna mencapai masyarakat
luas.a